Diterjemahkan dan disunting oleh Abdul Wadud Nashruddin dari http://en.wikipedia.org/
Jean Marie Omer Gabriel Monnet (9 November 1888-16 Maret 1979) adalah seorang ekonom dan diplomat politik berkebangsaan Prancis. Ia dianggap oleh banyak orang sebagai perancang utama Persatuan Eropa dan dianggap sebagai salah satu pendirinya. Tidak pernah terpilih dalam jabatan publik, Monnet bekerja di belakang layar untuk pemerintah Amerika dan Eropa dan dikenal sebagai sosok internasionalis pragmatis.
Masa Muda
Monnet lahir di Cognac, Charente, dengan latar belakang sebuah keluarga pedagang Cognac. Pada usia enam belas tahun, ia melewatkan ujian masuk universitasnya dan pindah ke London. Di London dia menghabiskan beberapa tahun dengan Mr. Chaplin, sorang agen dari perusahaan ayahnya. Selanjutnya, ia melakukan perjalanan pengembaraan ke Skandinavia, Rusia, Mesir, Kanada, dan Amerika Serikat untuk keperluan bisnis keluarga.
Perang Dunia I
Monnet percaya bahwa satu-satunya jalan untuk kemenangan Sekutu terletak pada penggabungan kekuatan perang Prancis dan Inggris dan ia memikirkan sebuah konsep yang mampu untuk mengkoordinasikan sumber daya perang. Pada tahun 1914, Monnet berkesempatan bertemu Perdana Menteri Perancis René Viviani guna membahas idenya ini. Pada prinsipnya pemerintah Prancis setuju pada rencana ini. Selama tahun-tahun pertama perang Monnet tidak begitu sukses dalam mempromosikan dan menekankan pentingnya organisasi persekutuan dalam kerjasama ekonomi yang lebih baik. Bagaimanapun, pada akhirnya, penggabungan untuk penguatan seperti Wheat Executive (berakhir 1916) dan Allied Maritime Transport Council (berakhir 1917) ternyata bekerja dengan baik dan memiliki andil besar dalam memenangkan perang.
Masa Antara Perang Dunia I dan II
Pada Konferensi Perdamaian Paris, Monnet menjabat sebagai asisten menteri perdagangan dan industri Prancis, Etienne Clémentel, dan mengusulkan suatu "tatanan ekonomi baru" yang didasarkan pada kerjasama Eropa. Skema ini secara resmi ditolak oleh Sekutu pada bulan April 1919.
Karena jasanya selama masa perang, Monnet, pada usia tiga puluh satu, diberikan kepercayaan menjabat sebagai Deputi Sekretaris Jenderal Liga Bangsa-Bangsa pada pembentukannya pada tahun 1919 yang diprakarsai oleh Perdana Menteri Perancis Georges Clemenceau dan negarawan Inggris Arthur Balfour.
Monnet akhirnya kecewa dengan Liga karena proses pengambilan keputusan bulat yang melelahkan, dan mengundurkan diri pada tahun 1923. Pengunduran diri ini didasari alasan untuk mengelola bisnis keluarga yang sedang mengalami kesulitan. Dia tetap kembali ke dalam politik internasional dan sebagai ahli pendanaan internasional. Ia terbukti berjasa dalam pemulihan ekonomi beberapa negara Eropa Tengah dan Timur. Ia membantu untuk menstabilkan Zloty Polandia pada tahun 1927 dan leu Rumania pada tahun 1928. Pada tahun 1929, pengalamanya di bidang keuangan internasional menghantarkan dia menjabat wakil manajer Bancamerica-Blair, sebuah bank di San Francisco. Dari tahun 1934 sampai 1936, atas undangan dari Chiang Kai-shek. Monnet tinggal di Cina, membantu proses reorganisasi jaringan kereta api Cina.
Karena jasanya selama masa perang, Monnet, pada usia tiga puluh satu, diberikan kepercayaan menjabat sebagai Deputi Sekretaris Jenderal Liga Bangsa-Bangsa pada pembentukannya pada tahun 1919 yang diprakarsai oleh Perdana Menteri Perancis Georges Clemenceau dan negarawan Inggris Arthur Balfour.
Monnet akhirnya kecewa dengan Liga karena proses pengambilan keputusan bulat yang melelahkan, dan mengundurkan diri pada tahun 1923. Pengunduran diri ini didasari alasan untuk mengelola bisnis keluarga yang sedang mengalami kesulitan. Dia tetap kembali ke dalam politik internasional dan sebagai ahli pendanaan internasional. Ia terbukti berjasa dalam pemulihan ekonomi beberapa negara Eropa Tengah dan Timur. Ia membantu untuk menstabilkan Zloty Polandia pada tahun 1927 dan leu Rumania pada tahun 1928. Pada tahun 1929, pengalamanya di bidang keuangan internasional menghantarkan dia menjabat wakil manajer Bancamerica-Blair, sebuah bank di San Francisco. Dari tahun 1934 sampai 1936, atas undangan dari Chiang Kai-shek. Monnet tinggal di Cina, membantu proses reorganisasi jaringan kereta api Cina.
Masa Perang Dunia II
Pada bulan Desember 1939, Monnet dikirim ke London untuk mengawasi kapasitas kolektiv produksi Inggris dan Perancis untuk keperluan perang. Pengaruh Monnet menginspirasi Charles de Gaulle dan Winston Churchill untuk menerima rencana penyatuan kekuatan Prancis dan Inggris guna menyaingi aliansi Pakta Baja antara Jerman dan Italia.
Pada bulan Agustus 1940, Monnet dikirim ke Amerika Serikat oleh Pemerintah Inggris sebagai anggota Dewan Pasokan Inggris, dalam rangka untuk menegosiasikan pembelian perlengkapan perang. Segera setelah kedatangannya di Washington DC, ia menjadi penasihat Presiden Franklin D. Roosevelt. Yakin bahwa Amerika bisa berfungsi sebagai "gudang besar demokrasi" ia membujuk presiden untuk memulai program produksi persenjataan besar-besaran untuk memasok Sekutu dengan keperluan militer. Tak lama kemudian, pada tahun 1941, Roosevelt dan Churchill melaui sebuah perjanjian, meluncurkan Program Victory, yang melibatkan masuknya Amerika Serikat ke upaya pemenangan perang. Setelah perang, ekonom Inggris John Maynard Keynes mengatakan bahwa melalui koordinasi yang diciptakan Monnet mungkin Perang Dunia II telah dapat dipersingkat satu tahun.
Pada tahun 1943, Monnet menjadi anggota Komite Pembebasan Nasional, menangani ususan pemerintah Perancis di pengasingan di Algieria. Di sebuah pertemuan pada tanggal 5 Agustus 1943, Monnet menyatakan kepada Komite :
"Tidak akan ada perdamaian di Eropa, jika negara-negara dibangun kembali atas dasar kedaulatan nasional ... Negara-negara Eropa terlalu kecil untuk menjamin masyarakatnya dalam pemenuhan kesejahteraan dan pembangunan sosial. Negara-negara Eropa tersebut harus menyatukan diri menjadi sebuah federasi. ... "
Pada bulan Agustus 1940, Monnet dikirim ke Amerika Serikat oleh Pemerintah Inggris sebagai anggota Dewan Pasokan Inggris, dalam rangka untuk menegosiasikan pembelian perlengkapan perang. Segera setelah kedatangannya di Washington DC, ia menjadi penasihat Presiden Franklin D. Roosevelt. Yakin bahwa Amerika bisa berfungsi sebagai "gudang besar demokrasi" ia membujuk presiden untuk memulai program produksi persenjataan besar-besaran untuk memasok Sekutu dengan keperluan militer. Tak lama kemudian, pada tahun 1941, Roosevelt dan Churchill melaui sebuah perjanjian, meluncurkan Program Victory, yang melibatkan masuknya Amerika Serikat ke upaya pemenangan perang. Setelah perang, ekonom Inggris John Maynard Keynes mengatakan bahwa melalui koordinasi yang diciptakan Monnet mungkin Perang Dunia II telah dapat dipersingkat satu tahun.
Pada tahun 1943, Monnet menjadi anggota Komite Pembebasan Nasional, menangani ususan pemerintah Perancis di pengasingan di Algieria. Di sebuah pertemuan pada tanggal 5 Agustus 1943, Monnet menyatakan kepada Komite :
"Tidak akan ada perdamaian di Eropa, jika negara-negara dibangun kembali atas dasar kedaulatan nasional ... Negara-negara Eropa terlalu kecil untuk menjamin masyarakatnya dalam pemenuhan kesejahteraan dan pembangunan sosial. Negara-negara Eropa tersebut harus menyatukan diri menjadi sebuah federasi. ... "
Monnet Plan
Setelah Perang Dunia II Prancis mengalami keadaan yang sangat memerlukan rekonstruksi. Untuk membangun kembali, Prancis tergantung pada batubara dari daerah penghasil utama Jerman yang tersisa yaitu daerah Ruhr dan daerah Saar (sementara lahan batubara Jerman di Hulu Silesia telah diserahkan dalam kuada administrasi Polandia oleh Sekutu pada tahun 1945).
Pada tahun 1945 Monnet mengusulkan Monnet Plan, yang juga dikenal sebagai teori l'engrenage. Rencana ini adalah untuk mengambil kendali dari daerah penghasil batu bara yang tersisa di Jerman dan mengarahkan produksi jauh dari industri Jerman dan dialihkan ke industri Perancis, secara permanen melemahkan Jerman dan meningkatkan ekonomi Perancis jauh di atas tingkat ekonomi sebelum perang. Rencana itu diadopsi oleh Charles de Gaulle di awal 1946.
Pada tahun 1947 Perancis, dengan dukungan AS, menghapus Saar dari wilayah kekuasaan Jerman dan mengubahnya menjadi protektorat Saar, independen secara politik dan di bawah kontrol ekonomi penuh Prancis. Daerah ini dikembalikan ke administrasi politik Jerman di 1957, tapi Perancis mempertahankan hak untuk tambang batubara dari tambang di daerah tersebut sampai 1981.
Perjanjian Ruhr dikenakan pada Jerman sebagai syarat untuk memungkinkan mereka mendirikan Republik Federal Jerman. Perjanjian ini memastikan tingkat produksi, harga, dan ke mana output yang akan dijual dapat dikendalikan, sehingga memastikan bahwa Perancis menerima sebagian besar dari produksi batubara Ruhr dengan harga rendah.
Dengan perjanjian tahun 1951 Jerman bergabung dengan Komunitas Batubara dan Baja Eropa (yang terangkum dalam "Schuman Plan") maka pembongkaran industri Jerman yang dilakukan sekutu akhirnya berhenti dan beberapa pembatasan pada output industri Jerman dicabut. Dengan bergabungnya Jerman ke ECSC (European Coal and Steel Community) pada tahun 1952 pembatasan produksi Jerman dicabut, dan peran IAR (Authority for the Ruhr) diambil alih oleh ECSC.
Pada tahun 1947 Perancis, dengan dukungan AS, menghapus Saar dari wilayah kekuasaan Jerman dan mengubahnya menjadi protektorat Saar, independen secara politik dan di bawah kontrol ekonomi penuh Prancis. Daerah ini dikembalikan ke administrasi politik Jerman di 1957, tapi Perancis mempertahankan hak untuk tambang batubara dari tambang di daerah tersebut sampai 1981.
Perjanjian Ruhr dikenakan pada Jerman sebagai syarat untuk memungkinkan mereka mendirikan Republik Federal Jerman. Perjanjian ini memastikan tingkat produksi, harga, dan ke mana output yang akan dijual dapat dikendalikan, sehingga memastikan bahwa Perancis menerima sebagian besar dari produksi batubara Ruhr dengan harga rendah.
Dengan perjanjian tahun 1951 Jerman bergabung dengan Komunitas Batubara dan Baja Eropa (yang terangkum dalam "Schuman Plan") maka pembongkaran industri Jerman yang dilakukan sekutu akhirnya berhenti dan beberapa pembatasan pada output industri Jerman dicabut. Dengan bergabungnya Jerman ke ECSC (European Coal and Steel Community) pada tahun 1952 pembatasan produksi Jerman dicabut, dan peran IAR (Authority for the Ruhr) diambil alih oleh ECSC.
Kehidupan Pernikahan
Pada bulan Agustus 1929, dalam sebuah pesta makan malam di Paris, Monnet yang kala itu berumur 41 tahun bertemu dengan pelukis Italia Silvia Giannini yang kala itu berusia 22 tahun (lahir di Bondini pada tahun 1907). Perempuan ini baru saja menikah dengan Francisco Giannini (pada tanggal 6 April 1929), seorang karyawan Monnet semasa ia menjadi perwakilan di Italia.
Pada bulan April 1931, Silvia melahirkan seorang anak, Anna. Secara hukum, sang ayah adalah Francisco Giannini.
Perceraian tidak diizinkan di Perancis dan banyak negara Eropa lainnya pada waktu itu. Pada tahun 1934, Silvia dan Jean Monnet bertemu di Moskow, ia datang dari Cina melalui Trans-Siberia, sedangkan Silvia dating dia dari Swiss. Dia mengupayakan agar Silvia mendapatkan kewarganegaraan Soviet. Setelah itu Silvia segera menceraikan suaminya dan menikah dengan Jean Monnet.
Ide untuk menikah di Moskow datang dari Dr. Ludwik Rajchman, kolega Monnet semasa di Liga Bangsa-Bangsa. Ada kemungkinan bahwa duta besar Amerika dan Prancis di Moskow, William dan Charles Aiphand Bullitt, juga memainkan peran dalam pernikahan ini.
Hak asuh Anna adalah masalah tersendiri. Pada tahun 1935 Silvia bersembunyi dengan Anna di konsulat Soviet di Shanghai dan mereka tinggal sementara di sana saat itu, karena Francisco Giannini mencoba untuk mendapatkan hak asuh anak. Pertempuran hukum dilanjutkan dengan keputusan yang berpihak pada Silvia pada 1937 di New York, tetapi ini tidak diakui di beberapa negara lain. Pada tahun 1941, Monnet dan Silvia memiliki anak bernama Marianne. Keluarga Monnet kembali ke Prancis pada 1945.
Setelah kematian Giannini Francisco pada tahun 1974, mereka menikah secara kanonis di Katedral Lourdes.
Pada bulan April 1931, Silvia melahirkan seorang anak, Anna. Secara hukum, sang ayah adalah Francisco Giannini.
Perceraian tidak diizinkan di Perancis dan banyak negara Eropa lainnya pada waktu itu. Pada tahun 1934, Silvia dan Jean Monnet bertemu di Moskow, ia datang dari Cina melalui Trans-Siberia, sedangkan Silvia dating dia dari Swiss. Dia mengupayakan agar Silvia mendapatkan kewarganegaraan Soviet. Setelah itu Silvia segera menceraikan suaminya dan menikah dengan Jean Monnet.
Ide untuk menikah di Moskow datang dari Dr. Ludwik Rajchman, kolega Monnet semasa di Liga Bangsa-Bangsa. Ada kemungkinan bahwa duta besar Amerika dan Prancis di Moskow, William dan Charles Aiphand Bullitt, juga memainkan peran dalam pernikahan ini.
Hak asuh Anna adalah masalah tersendiri. Pada tahun 1935 Silvia bersembunyi dengan Anna di konsulat Soviet di Shanghai dan mereka tinggal sementara di sana saat itu, karena Francisco Giannini mencoba untuk mendapatkan hak asuh anak. Pertempuran hukum dilanjutkan dengan keputusan yang berpihak pada Silvia pada 1937 di New York, tetapi ini tidak diakui di beberapa negara lain. Pada tahun 1941, Monnet dan Silvia memiliki anak bernama Marianne. Keluarga Monnet kembali ke Prancis pada 1945.
Setelah kematian Giannini Francisco pada tahun 1974, mereka menikah secara kanonis di Katedral Lourdes.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar