Web Toolbar by Wibiya

Senin, 13 Februari 2012

Tauhid


Tauhid adalah aqidah dan keimanan yang dengannya manusia bisa mengerti tentang eksistensi dirinya, Tuhan dan alam.

Makna tauhid (etemologis)
  • Wahhada: mengesakan
  • Beri’tiqad bahwa Allah itu esa, tidak ada sekutunya bagiNya
  • Tauhid adalah peng-esaan Allah dengan ibadah serta iman bahwa tidak ada yang menyerupainya sesuatupun, dalam zatNya, sifat dan perbuatanNya.
  • Menentukan bahwa beribadat hanyalah untuk Tuhan sendiri (tunggal), dan mengiktiqadkan tentang keesaanNya, pada zatNya, sifatNya, dan perbuatanNya.
Makna tauhid (termenologis)

Tauhid adalah suatu sikap hidup ruhaniah (akidah) yang memancar dan terlihat dalam keseluruhan tata kehidupan jasmaniah dan ruhaniah manusia, bahwa ia mengiktikatkan secara mutlak bahwa Allah itu Esa, tidak ada yang menyekutukanNya atau menserikatkanNya.

Macam-macam tauhid
  • Tauhid Rububiyah: mempercayai sesunguhnya Allah itu Tuhan yang berdiri sendiri tanpa pertolongan makhluknya dan memberi rizqi dan mengatur segalanya dan memelihara semua makhluk dengan memberikan segala nikmat
  • Tauhid Uluhiyah : Allah itu Tuhan yang wajib disembah bagi semua makhluknya, semua ibadah hanya ditujukan kepada Allah yang esa dan ikhlas memeluk agama Allah
Pembagian Tauhid Menurut Prof. Hasbi Ash-Shiddieqy

Tauhid terbagi menjadi :
  1. Tauhid zat: mengakui keesaan zat Allah. Artinya bahwa Allah satu, tiada terbilang dan tiada tersusun dari beberapa benda.
  2. Tauhid sifat: mengakui bahwa sifat-sifat Tuhan hanya ada pada Tuhan sendiri, tidak ada manusia atau makhluk yang mempunyai sifat sebagai Tuhan dan Allah sendiri yang wajib mempunyai sifat segala sifat kesempurnaan.
  3. Tauhid wujud: mengakui bahwa hanya zat Allah sendiri yang wajib adanya.
  4. Tauhid ibadah: mengakui bahwa Allah sendiri yang berhak menerima ibdah dan wajib diibadati.
  5. Tauhid af’al: mengakui bahwa Allah sendiri yang menjadikan alam dan segala isinya dan yang menjadikan atau nemnghasilkan perbuatan hamba.
  6. Tauhid qasdi: mengakui bahwa Allah sendiri yang dituju langsung untuk memohon sesuatu.
  7. Tauhid tasyri’: mengiktikadkan bahwa Allah sendiri yang menentukan hukum halal, haram dan pokok-pokok undang-undang. 
Makna Ilmu tauhid (etemologis)

Ilmu ini membahas mengenai bagaimana cara mengetahui, menjadikan, mengakui dan menyakini bahwa Allah itu Esa.

Makna Ilmu tauhid (termenologis)

Ilmu yang membahas mengenai “wujud” Allah dan segala yang bertalian denganNya berdasarkan dalil-dalil yang meyakinkan, agar supaya dengan ilmu tersebut manusia dapat men-tauhid-kan Allah.

Pendapat para ilmuwan tentang definisi Ilmu Tauhid

  • M. Yusuf Musa: ilmu tauhid membicarakan tentang kepercayaan tentang wujud Tuhan yang esa, yang tidak ada sekutu bagiNya, baik zat, sifat maupun perbuatanNya.
  • Muhammad Abduh: ilmu tauhid membicarakan “wujud” Tuhan, sifat-sifat yang mesti ada padaNya, sifat-sifat yang boleh ada padaNya, sifat-sifat yang tidak boleh ada padaNya.
  • Muhammad bin Jasar Al-Tharabulisiy: ilmu tauhid membahas tentang kepercayaan atau akidah agama islam dengan dalil-dalil yang meyakinkan.
  • Ibrahim bin Sa’dullah: ilmu tahuid bertujuan untuk mengetahui Allah, mengimaniNya.
Nama-nama lain ilmu tauhid
  • Ilmu Kalam: pembahasan tentang eksistensi Tuhan dalam kerangka logika dan filsafat
  • Ilmu Al-Aqaid: pembahasan tentang kepercayaan dan iman
  • Ilmu ushuluddin: pembahasan tentang dasar-dasar agama
  • Ilmu Ma’rifa: pembahasan tentang pengenalan tentang Allah
Ruang lingkup ilmu tauhid

Ada tiga pokok masalah yang dipelajari dalam ilmu tauhid :
  • Ma’rifatul mabdak : mengenal dengan penuh keyakinan terhadap pencipta alam, allah yang maha esa.
  • Ma’rifatul wasithah : mengenal dengan keyakinan yang kokoh tentang para utusan Allah.
  • Ma’rifatul Ma’ad : mempercayai bahwa setelah mati akan dihidupkan kembali.
Pertumbuhan ilmu tauhid dari masa ke masa

  1. Periode sebelum Muhammad. Sejak dulu, manusia bertanya ttg eksistensi dirinya dan alam raya, ia juga gelisah siapa kira-kira pencipta seluruh jagad raya ini.
  2. Periode Muhammad. Muhammad meluruskan pengesaan pada Allah setelah sebelumnya dibelokkan oleh pendeta-pendeta Yahudi dan Nashrani.
  3. Periode khalafaurrasyidin. Pada masa ini, hampir tidak ada persoalan dengan tauhid karena para sahabat cukup mengimani semua yang ada di Alquran. 
  4. Periode Umayyah. Pada masa ini, umat Islam mulai dihinggapi pertanyaan-pertanyaan kritis ttg eksistensi manusia dan Tuhan. Pertanyaan-pertanyaan ini adalah persoalan yang rumit dan “susah” dinalar seperti takdir dan wujud Tuhan. Selain itu, semakin luasnya wilayah Islam semakin beragam umat yang masuk Islam, tentu umat-umat ini masih membawa sisa-sisa keyakinannya ke dalam Islam.  
Faktor-Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ilmu tauhid

Faktor isi Alquran :
  • Alquran menyerukan penggunaan akal fikiran dan penggunaan panca indera dalam mempelajari alam semesta. Alquran juga mencelam orang-orang yang hanya taqlid.
  • Alquran banyak mmenyinggung dan membantah golongan atheis.
  • Alquran mengandung ayat-ayat mutasyabihat.
  • Alquran mengharuskan umat Islam untuk mmengembangkan agama dan membelanya.
Faktor dari umat Islam :
  • Keinginan umat Islam untuk mengkaji nash-nash Alquran.
  • Terjadinya perselisihan politik dan silang pendapat antar umat Islam
  • Adanya kemerdekaan berfikir
Faktor dari luar umat Islam :
  • Daerah taklukan islam memiliki peradaban tinggi.
  • Penerjemahan buku-buku filsafat Yunani
  • Adanya dialog dengan orang Yahudi, Nasrani dan Majusi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar