Web Toolbar by Wibiya

Selasa, 06 Maret 2012

Teknik Wawancara


Pengertian Wawancara

Wawancara dalam istilah lain dikenal dengan interview. Wawancara merupakan suatu metode pengumpulan berita, data, atau fakta di lapangan. Prosesnya bisa dilakukan secara langsung dengan bertatap muka langsung (face to face) dengan narasumber. Namun, bisa juga dilakukan dengan tidak langsung seperti melalui telepon, internet atau surat (wawancara tertulis).

Untuk menghasilkan sebuah berita yang baik sangat tergantung dari hasil wawancara di lapangan. Sedikitnya data yang diperoleh di lapangan, akan menyulitkan wartawan dalam menulis berita. Untuk itu, dalam melakukan wawancara, upayakan mendapatkan data yang selengkap-lengkapnya di lapangan, khususnya melalui proses wawancara.

Dalam dunia jurnalistik, dikenal beberapa jenis wawancara, antara lain:

  1. Wawancara berita (news peg interview) yaitu, wawancara yang dilakukan untuk memperoleh keterangan, konfirmasi atau pandangan narasumber tentang suatu masalah.
  2. Wawancara Pribadi (personel interview) yaitu wawancara untuk memperoleh data tentang pribadi dan pemikiran seseorang (narasumber). Berita yang dihasilkan berupa profil narasumber, meliputi identitas pribadi, perjalanan hidupnya dan pandangan-pandangannya mengenai berbagai masalah yang terkait profesinya.
  3. Wawancara Ekslusif (exclusive inteview) yaitu wawancara yang dilakukan seseorang wartawan atau lebih (tetapi berasal dari satu media) secara khusus berkaitan masalah tertentu di tempat yang telah disepakati bersama.
  4. Wawancara Keliling/Jalanan (man in the street interview) yaitu wawancara yang dilakukan seorang wartawan dengan menghubungi berbagai interview secara terpisah yang satu sama lain mempunyai kaitan dengan masalah atau berita yang akan ditulis. Misalnya, ada peristiwa kebakaran.

Kiat Wawancara
 
Sebagaimana definisi berita, sebenarnya tidak ada kiat yang mutlak untuk melakukan wawancara. Apalagi setiap wartawan punya kiat-kiat tersendiri dalam menemui dan memancing simpati narasumber untuk mau melayani permintaan untuk wawancara.

Namun demikian, ada beberapa hal umum yang perlu menjadi catatan para wartawan sebelum melakukan wawancara :

1.
Tahap Persiapan
Pada dasarnya, seorang wartawan harus siap setiap saat melakukan wawancara dengan orang lain (narasumber), namun untuk sebuah wawancara yang baik diperlukan persiapan yang baik. Hal-hal yang perlu dipersiapkan antara lain :
  1. Fisik. Sebelum melakukan wawancara, seorang wartawan harus sudah benar-benar sehat secara fisik. Dengan kata lain, kondisi fisiknya benar-benar fit. Fisik yang prima akan mempengaruhi jalannya wawancara maupun hasil yang akan diperoleh dari wawancara tersebut.
  2. Mental. Wartawan yang secara mental belum siap untuk melakukan wawancara dengan narasumber berita, akan berakibat fatal terhadap proses wawancara apalagi terhadap hasil yang akan diperoleh. Untuk itu, kesiapan mental sangat diperlukan oleh seorang wartawan.
  3. Daftar Pertanyaan. Sebelum terjun ke lapangan melakukan wawancara atau wawancara melalui telepon, wartawan harus memiliki daftar pertanyaan yang akan diajukan. Daftar pertanyaan itu disusun sedemikian rupa, sehingga antara pertanyaan yang satu dengan lainnya memiliki hubungan yang jelas.
  4. Buat Janji. Sebelum wawancara, sebaiknya buat dulu janji dengan narasumber sehingga kedua belah pihak sama-sama siap untuk melakukan wawancara.
  5. Alat Tulis dan/atau Alat Perekam. Persiapkan alat tulis, seperti pena dan buku catatan. Meski menggunakan alat perekam, alat tulis tetap saja diperlukan terutama untuk menulis nama, gelar dan angka.
2. Tahap Pelaksanaan
Setelah melakukan persiapan, tahapan selanjutnya adalah melakukan wawancara. Tahapan ini merupakan tahapan penting yang akan dilalui seorang wartawan. Pada tahapan ini, ada beberapa hal yang mesti dilakukan, antara lain :

  1. Datanglah tepat waktu
  2. Perhatikan penampilan
  3. Perkenalkan diri kepada narasumber (khususnya nama dan media tempat tempat wartawan bekerja)
  4. Perkenalkan masalah yang akan ditanyakan, sehingga narasumber tahu alasan dirinya dijadikan narasumber
  5. Mulailah dengan pertanyaan ringan (untuk narasumber yang punya banyak waktu) namun to the point (langsung ke persoalan inti) untuk narasumber tertentu.
  6. Pertanyaan tidak bersifat interogatif atau terkesan memojokkan narasumber, sehingga menjadikan narasumber seperti terdakwa di persidangan.
  7. Hindari pertanyaan yang sifatnya menggurui
  8. Dengarkan dengan baik jawaban yang disampaikan narasumber. Boleh menyela apabila narasumber lari dari topik yang dibicarakan
  9. Jangan ragu untuk mengajukan pertanyaan baru yang muncul dari penjelasan narasumber.
  10. Sebab, hal ini senanitasa terjadi dalam setiap wawancara.
  11. Setelah seluruh pertanyaan diajukan, jangan lupa memberikan kesempatan kepada narasumber untuk menjelaskan hal-hal yang mungkin belum ditanyakan.
  12. Usai wawancara, sampaikan ucapan terima kasih kepada narasumber.
Persiapan Wawancara

Ada tiga cara mengumpulkan informasi untuk berita yang hendak kita tulis yaitu riset, pengamatan dan wawancara. Dari tiga hal itu, wawancara adalah hal yang paling penting. Wawancara bisa dilakukan dengan bertemu langsung, dengan telepon dan sekarang sudah lazim wawancara lewat e-mail alias surat elektronik. Wawancara bisa dilakukan dalam beberapa kali pertemuan, atau hanya beberapa menit dengan beberapa pertanyaan, misalnya ketika kita meminta pendapat Menteri yang hendak bersiap berangkat di bandara.

Apapun bentuknya, hasil wawancara itu menjadi informasi penting dalam berita kita.
Berikut petunjuk praktis wawancara yang baik :
  1. Jangan bertanya kepada Dian Sastrowardoyo, Anda berperan sebagai apa dalam film Ada Apa Dengan Cinta? Dijamin, dia akan pergi sebelum menjawab apa-apa. Masih mendingan kalau cuma pergi. Kalau dimaki-maki, “Lo jadi wartawan goblok banget sih..!” rasanya bukan salah Dian. Artinya sebelum wawancara siapkan diri dengan informasi mendasar tentang orang yang hendak kita wawancara. Jangan menjadi keledai bodoh di depan sumber.
  2. Persiapan membuat kita percaya diri dan bisa mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang baik. Itu bisa mengirimkan sinyal kepada sumber kita bahwa dia tidak bicara kepada reporter yang salah. Bacalah apa saja yang sempat dan ada tersedia. Tanyalah siapa saja yang tau tentang sumber kita itu. Sumber kita akan jadi tidak pelit bicara kalau kita tahu apa hobinya, prestasinya dan apa saja hal kecil yang membanggakan dia. “Rempah dan bumbu dasar untuk sebuah wawancara yang hebat adalah pengetahuan tentang sang sumber. Itulah yang membuat keakraban sang reporter dengan si orang yang di wawancarai,” kata Tom Rosentiel, Pengarang buku Sembilan Elemen Jurnalisme bersama Bill Kovach.
  3. Apa tema wawancara kita? Dari tema itu kemudian kita berangkat menyusun daftar pertanyaan. Mungkin kita akan bilang, “Ah, nanti kan bisa keluar pertanyaan yang spontan.” Memang, tetapi ingat cara terbaik un-tuk memancing pertanyaan spontan adalah dengan mempersiapkannya terlebih dahulu. Dengan bekal pertanyaan hebat dalam daftar yang kita pegang, kita bisa santai saat berhadapan dengan sumber. Sebab kita yakin kita tidak akan lupa pertanyaan penting untuk berita kita yang bakal kelewatan.
  4. Susun kalimat pertanyaan kita dengan kalimat yang netral. Jangan bertanya, “anda kan TIDAK PERNAH setuju dengan pemberantasan korupsi dengan hukuman mati?” lebih baik bertanya, “Bisa URAIKAN kenapa anda mengusulkan korupsi diberantas sistematis dan tahap demi tahap?” umumnya wanita berumur tidka nyaman mengungkapkan berapa usianya sebenarnya. Jangan tanyakan itu langsung. Lebih baik kalau kita bertanya dengan pertanyaan terbuka. Misalnya, kalau kita tahu Nia Daniati mengeluarkan album pertamanya tahun 1982, kita bisa tanyakan umur berapa waktu itu dia. Kalau dia menjawab, kita tinggal menambahkan selisih tahun dengan usia saat itu.
  5. Pilih pakaian yang pantas. Bertemu seorang wali kota tentu beda tuntutannya atas penampilan kita dibandingkan kalau kita harus mewawancarai anak jalanan. Pokoknya ikuti saja kepatutan-kepatutan berpakaian. Wawancara dengan penggali pasir di pinggir sungai tidak harus pakai dasi kan?
    Ini agak susah. Buatlah suasana wawancara itu tidak seperti wawancara, tetapi lebih sebagai percakapan. Tetapi Anda juga harus tetap menjaga percakapan itu terstruktur sesuai dengan informasi yang ingin anda dapatkan. Jangan larut terbawa percakapan yang tidak ada nilai informasinya.
    Tunggulah sebentar sebelum mengeluarkan pena dan notes. Buat suasananya enak dan dilihatlah kesiapan sis umber. Ini menentukan jalannya wawancara selanjutnya.
  6. Tataplah mata si sumber dan tunjukkan kita menyimak jawabannya, tesenyumlah karena senyum adalah pelumasnya kata-kata. Senyum membuat kita dan si sumber kita santai.
  7. Ketika sumber kita bicara, mengangguklah atau gerakkanlah bahasa tubuh lainnya untuk menunjukkan kita mengerti dan menyimak terus. Duduklah di ujung depan kursi dan jangan bersandar. Condongkan tubuh ke arah sumber.
  8. Amati dan catat bahasa tubuh sumber kita, pakaiannya, kondisi fisiknya, karakternya yang khas dan caranya berinteraksi dengan orang-orang disekitar dia. Ini akan membantu kita melukis dengan kata-kata dalam berita kita nanti untuk dinikmati pembaca. Ada banyak hal menarik yang tak terucapkan, anda perlu mendeskripsikannya. Apakah lukisan di dinding kantor atau ruang tamu rumahnya ? Dan hal lain yang menarik, amatilah .
  9. Catat dengan tulisan yang pasti bisa kita baca lagi. 
  10. Matikan telepon genggam atau pasang sinyal getaran saja. Suara telepon akan sangat mengganggu kelancaran wawancara. Yakinkan bahwa saat itu yang paling penting bagi anda saat itu adalah bicara dengan sis umber. Lupakan saja telepon masuk, meskipun dari presiden.
SUMBER

5 komentar:

  1. informatif....
    nice post..


    senang bisa berkunjung kesini
    Berkunjung juga Ke Blog Gua ya

    BalasHapus
  2. very informative post for me as I am always looking for new content that can help me and my knowledge grow better.

    BalasHapus
  3. Great, Keep it up! I really admire your writing skills.

    BalasHapus
  4. I seriously consider this site needs much more attention.

    BalasHapus
  5. Hey keep posting such good and meaningful articles.

    BalasHapus